AKU HANYA...


Aku meragukanmu kala itu . Berfikir bodoh dan terlalu dramatis dengan keadaanmu . Tapi yang namanya perempuan tentu rasa yang terlanjur membatu sulit untuk luluh walupun kadang retak tak tau arah . Aku mencoba banyak cara untuk menunjukkan beribu-ribu sapaan bodoh dan berbagai bualan bodoh untuk menunjukkan rasa kagumku padamu , dan sekarang aku merasakan lebih dari lebih menginginkan keadaan yang aku muliakan untuk enyah dari hidupku yang diam . 

Aku sendiri tau , kamu bagaikan kelompok jerami yang terlalu susah untuk ku urai . Akupun juga tau kalau kamu adalah orang yang sangat dermawan dengan orang lain , dan akupun sulit untuk mewujudkan . Kadang hidupmu berakhir sendu , tapi itulah yang membuatku sangat penasaran dengan keadaanmu .  Seperti biasanya aku sangat merasakan sesak jika melihatmu berkeliaran dalam setiap detik dan setiap irama di hidupku . Aku merasa semakin hari semakin sering kamu membuat benih-benih itu tumbuh tanpa aku menyadarinya . Setiap cercaan yang dihadirkan selalu membuatku begitu rapuh , karena itu tidak pernah sesuai dengan keadaan yang ada . Aku bodoh membencimu lebih tanpa menjadi penghangatku . Aku terlalu berharap indah untuk menangani setiap masalah yang mungkin selalu bisa mengindahkanmu dengan sendirinya . Kini akulah yang terlalu berslaah sangka untuk menyaksikanmu bermain ria dengan cinta yang menggandengmu pelan dengan suara penuh kesombongan . Dia menatapku pelan , penuh celaan . Sungguh , hidupku bukan untuk seperti itu . Tapi aku tak pernah berhak , dan aku selalu mencoba untuk berhak . Hidupku sendu kecuali aku hadapi sendu itu dengan semua kemampuanmu untuk membuatku merasa nyaman .  Rentan aku mengatakan ini jujur , karena berbohong saja aku kamu tidak akan menyamankan hatiku senyaman kamu memberikan untuk dia . Harusnya aku akui itu , berharap lebih hanya berharap itu akan memperburuk cintaku . Perasaan bodohku yang selalu menjalar lebih mengharapkamu . Itu tidak akan memperbaik suasana . 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mem-bodoh-kan keinginan

KEPALA DUAKU

PERPIJAR