PERPIJAR

       Hari ini Engkau masih mengenalkan rasa ini, rasa yang sesunggahnya membuatku hanya bisa menangis menghadapinya. Aku tahu Tuhan, selama manusia hidup akan ada rasa seperti ini dalam setiap jalan yang ditempuh, dan sebagai seorang perempuan aku hanya mampu mengurung diri didalam kamar, berharap keadaan yang akan memberikan rasa nyaman kembali. Setiap jalan yang Engkau jalurkan untuk manusia selalu punya tujuannya masing-masing, tidak berbeda jauh denganku. Aku ada dalam suratan takdir-Mu, aku yang terjalani dalam setiap perjalanan hidupku, sampai aku lupa akan rasa ini akan bebas datang kapan saja menghampiriku. Aku terpikat pada salah satu mahluk ciptaan-Mu, yang membuatku yakin menerimanya untuk menemaniku dalam berjalan menuju jalan-Mu adalah, dia mampu membuatku bahagia bersamanya, hingga aku sadari manusia tidak pernah luput dari salah dan dipersalahkan. Kami memutuskan berada dalam jarak-Mu, yang jauh dari artian bertemu seperti pasangan lain, kami berfikir itulah yang terbaik untuk perjalanan ini, seperti sebelum-sebelumnya pasangan awal yang saling bertemu, tak ada masalah dalam hubungan baik kami, sampai suatu ketika masalah-masalah baru muncul dan memperlihatkan sisi buruk kami. Hingga salah satu dari kami sadar, bahwa semakin jauh kami berjarak akan semakin banyak pula masalah kecil yang akan membesar dalam hubungan kami. Setiap detik dan menit desahan nafas kami tidak berbeda jauh dari manusia lain, tapi ada salah satu desahan kami yang tertindih, tertindih akan kenikmatan memandang satu sama lain sedekat pasangan lain. Setiap doa yang terhantar selalu terucap halus, berharap Tuhan akan mengindahkan setiap langkah kami. Selain semua itu, kami juga punya harapan yang selalu sama dalam setiap harinya, berharap Tuhan akan segan mempertemukan kami. Seperti keinginan pasangan lain, kami hanya ingin memiliki waktu bersama untuk waktu yang lama, tapi Tuhan selalu berkata lain dalam doa ini untuk kami.
      Detik berdenyut ini aku ingin bercerita pada kalian, yang tak pernah bisa kusentuh namun selalu membuatku merasakan berbagai macam rasa dunia. Aku tidak pernah menyalahkan keadaan yang sudah aku pilih dan bersiap untuk aku jalani, aku hanya merasa bersalah pada hatiku, pada tangisku. Aku bertekat untuk bahagia bersama pasanganku, namun semua tangisku, semua sakit hatiku membuatku geram. Apa yang salah denganku? Apa yang membuat mereka itu berkecamuk luar biasa didalam otak kecilku? Dayaku membesar-besarkan kemudia berlanjut pada tangis yang tak tertahankan, perasaan ini kembali aku rasakan dan dihadirkan dalam hubungan kami. Sudah 2x terhitung dari terakhir dia bersamaku dan membuat hariku menarik saat itu. Aku meronta dalam malam yang dingin dalam ruangan ini, tak seperti biasanya yang memanjakanku dengan kehangatannya. Aku ingin keluar dan membiarkan semua ini pergi dan mulai berfikir akan ada planing apa setelah ini, tapi tidak. Aku hanya bisa terisak-isak dan terus berkata, kenapa? Kenapa harus 2x aku diberikan perasaan seperti ini? .  Berbalik arah sebentar, akan aku ceritakan bagaimana pasanganku berjuang keras untuk nemuiku sedangkan aku tidak. Aku selalu merasa tersingkir saat ia mengatakan “Berkorban” karena dia yang hanya berkorban untukku, aku hanya diam dan bersabar. Aku tak pernah mempermasalahkan apa yang memang terjadi, semua yang dia lakukan untukku hingga keluarganya hanya mendapatkan sisa. Tentu aku mengambil keputusan untuk tidak menjadi pemberat hidupnya, aku memang yang membuat semua itu seakan aku kuat, tapi hati perempuan mana yang tidak melimpah airnya. Aku kembali kuat dengan semua itu, karena aku tahu akan ada kekuatan disaat salah satu dari kami menguatkan. Tapi ada yang salah dari kata “Menguatkan” menurutku, tanpa tahu perasaan seperti itulah yang menjadi cover, bukan isinya yang tersimpan rapi tak lusuh terbercak air mata. Kembali aku menghadirkan kekuatan itu, karena apapun yang terfikir baik akan terjadi juga dengan baik dalam kenyataannya. Hidup dengan perasaan menyesal tidak akan membuatmu mengulang apa yang pernah terjadi baik sebelum dan sebelumnya, hidup harus berfikir kedepan, karena berjalan akan selalu menjadi kebutuhan setiap manusia yang butuh dan tau arti bertemu dan pergi. Kekuatanku sekerang berbatas pada takdir Tuhanku, yang membuatku mengerti arti dari perasaan ini. Aku tak pernah tau apa arti “kecewa” secara benar, yang kami tau (para perempuan) hanya ingin mengungkapkannya dengan menangis, semampu kami, sebanyak tissue kami, semuat tempat sampah untuk menjadi tempat terakhir tissue kami berserakan. Hati perempuan terkutat pada kebahagian yang mereka inginkan bersama pasangan, sebenarnya mereka yang belum berpasangan membutuhkan alat untuk membiasakan diri mereka dulu dengan hidup, baru setelah itu Tuhan berbaik hati dan menyediakan pasangan untuknya, setelah itu semua abstraknya perasaan berkutat didalamnya, hanya orang-orang terpilihlah yang mampu belajar didalamnya dan bertahan 1 tahun lebih. Hidup ini tidak seperti papan ketik yang dengan mudahnya beralur sesuai hati mereka masing-masing, hidup ini punya jalan dan penunjuk jalan. Saat jalanmu terasa hancur karena perasaan itu, hal pertama yang dilakukan adalah diamlah dan berdoa, jika air mata benar-benar menetes dalam kegiatan tersebut, biarkanlah. Biarkanlah ia membasahi setiap pipi yang bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Jangan pernah salahkan apapun dan siapapun, atau bahkan keadaan sekalipun, karena semua punya ceritanya masing-masing, punya suratannya masing-masing dan yang kita minta hanya 1, yaTuhan sembuhkan rasa ini, perasaan yang mempermasalah semuanya, keadaan yang membuat air mata ini menetes dan tak kunjung reda, buatlah kami seperti sediakala dan bersikap seolah-olah itulah yang terbaik untuk kami, lainkan waktu yang indah untuk kami jumpai dan bersama semua itu jadikan rasa syukur tetap ada dalam setiap desahan nafas kami, jika perjuangan kami untuk bersatu dan berjalan dalam ajaran-Mu membuat kami harus merasakan perasaan ini lagi dan lagi, kuatkan, sabarkan, besarkan hati kami. Sesungguhnya Engkaulah pemilik rasa kami. Amiin.

Dan malam ini aku hanyut dalam perasaan ini
Perasaan yang tidak akan aku ceritakan blak-blakan disini
Karena aku ingin menikmatinya sendiri tanpa ada yang tahu
Jika ada alat yang membuatku baik, adalah aku hanya ingin “Bertemu”
Rezekikan kami untuk saling mensyukuri rasa kami dalam sebuah pertemuan
Baikan keadaan kami setelah dan selesainya hari dan setiap malam kami

Harapan besar yang jika yakin Tuhan pun memberi izin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mem-bodoh-kan keinginan

KEPALA DUAKU