Peluh haru ibuku
Teruntuk ibuku yang tak pernah lelah melukis senyum terbaiknya setiap saat. Sudah sejak lama aku selalu menginginkan menjadi sosok sepertimu, yang tak pernah berhenti berjalan walau badai tengah menerjang, walau angin pilu yang menyesakkan tak ada yang bisa membuatmu berhenti untuk memperjuangkan hidup keluarga ini. Aku ingat waktu itu, waktu dimana keluarga kami masih belum stabil seperti sekarang ini, kehidupan kami waktu itu bergantung pada ibu, karena jujur keluarga kami tengah diterpa angin badai, masalah yang tak kunjung henti. Saat itu aku masih duduk dibangku SMP, belum semengerti sekarang ini, tapi inilah perjalanan hidup yang akan aku ingat sampai kapanpun. Saat itu ibuku tengah mengandung adikku, dengan usia kandungan yang masih sedikit, ayahku sakit tak jelas berbulan-bulan. Sedangkan perekonomian keluargaku hanya tertopang pada jualan mie ayam bakso. Sebelum ayahku sakit, beliau masih bisa menafkahi keluarga kami, tidak banyak memang,hanya saja itu cukup untuk kami