YANG TAK SAMA LAGI.
Apa yang salah dari
ajaran orangtuaku? Rupamu kini meruap melumpuhkan segala senyum yang aku punya.
Tak lupa kau pun melempar sejenkal kebisingan hatimu lewat dinginnya sikapmu
pada adikmu yang tak tahu menau dengan keadaan yang tengah kau alami. Aku tak
mengenalmu lagi, aku hanya melihat inilah sosok angkuh yang tak tau berterima
kasih akan rumahnya. Kau tak akan tau arah sebelum kau keluar dari rumahmu dan
sekarang kau mulai menggembala dan melupakan identitasmu. Bukankah kita dulu
sering mengeja mimpi bersama? Mengapa kau keluar malam sendirian dengan angin
yang halus menerpa dinginnya hatimu. Aku tau, mungkin inilah akibat kau sering
keluar malam, angin yang berayun setiap malamnya menyentuh sisi halusmu lalu ia
akan memekat seperti malam yang semakin gelap. Oh Tuhan, diakah teman
sedarahku? Teman yang lupa akan dirinya sendiri dan setiap harinya menimbulkan
banyak air mata. Adikku yang lugu bukannya sedih melihatmu, ia hanya meratapi
betapa dinginnya hati kakaknya. Ia tak paham apa-apa, ia hanya ingi dikasihi
sama seperti kita waktu kecil. Tak bisakah kau minta maaf padanya? Ah mana
mungkin kau mau. Hidupmu hanya ditumbuhi belukar benar, tanpa mau salah dan
melengkung. Tanaman yang kau hasilkan pun tanpa sadar menutupi mata indah
orangtuamu yang melihatmu dengan tersenyum setiap kau pulang belajar. Mereka seakan
tak menginginkanmu dan kau pun lupa untuk kembali dan seharusnya kau memang
kembali. Kau bukan kau, meski ragamu masih berada tepat didepan matamu tapi
sukmamu telah terganti dan entah sampai kapan ajaran orangtuaku akan benar
dimatamu.
Komentar
Posting Komentar