ENTAH EMBUN :-)

Dalam perjalananku, embun pagi tak banyak berkontribusi untuk mengindahkan pagiku. Tapi
aku menyukainya, entah karena dia adalah setitik air dari proses angin dan malam yang beradu, entah dia juga dia penyegar pagi, apapun itu embun adalah bagian hidupku yang lain dan aku menyukainya. Seperti dia, dia sosok yang tak pernah aku bayangkan sekalian untuk bersamanya, bersandar pada kedua tangannya dan berpeluk pada aroma badannya yang aku dapatkan saat aku dia mempersilahkan bahunya untuk aku bersandar. Aku menyukainya seperti embun, dia bersih dan menyegarkan hidupku. Dia bukan pula sosok yang aku idamkan sejak aku mengenal jatuh hati pada seseorang. Entah saja aku bisa menyayanginya hingga tak ingin melepaskannya untuk pergi. Dia merengkuh hatiku kala itu, tanpa aku sadari dia menyejukkan sanubariku yang entah segersang apa waktu itu. Selama dia datang pun angin seakan bersahabat dengan kami, hingga disuatu percakapan dekapannya berhasil mengoyahkan hatiku untuk berpindah ke hatinya. Aku sempat tak percaya sebelumnya, tapu caranya bersamaku, aku kira itulah yang membuat aku berdecak kagum dengannya. Seolah datang dan kemudian dianggap kehadirannya disamping kita, betapa menakjubkannya dia. Sepenuh aku mencoba untuk melepasnya, angin membawaku kembali bersamanya tanpa alasan jelas, dan entah apa itu artinya. Semenjak hati kami bercengkrama, muncul keinginan untuk memiliki satu sama lain. Tapi aku putuskan untuk tak menghiraukan rasa itu, karena itu bukan nyaliku, tak sebesar itu rasa kagumku padanya kala itu. Aku hanya menyukainya layaknya embun, saat dia ada dipucuk daun kilaunya benar" mengagumkan, tapi saat dia menetes lepaslah semuanya. Herannya, dia masih berbesar hati membiarkan aku menikmatinya layaknya embun pagi dan memberikan harapan untuk setiap tetesan yang merembas kedalam tanah. Aku tak mengerti dulu, dan sejak semua itu berlalu kami mulai menjadi embun kami masih" dan kami berdekatan, bercengkrama, memulai semuanya bersama. Aku tak tau apa maksutnya, dan ketika aku menemukan jawaban dari semua itu aku mengenal kata "sayang" yang ia lontarkan bersama dengan angin malam itu, betapa syahdunya dan betapa hatiku seperti terperosok masuk kedalam lubang yang entah dari mana datangnya. Aku pun tanpa berfikir lama memutuskan untuk masuk kejurang itu dan semakin terperosok kedalamnya sekarang. Aku dengan frontalnya menyanggupi berhadapan dengan gelapnya jurang yang entah tujuan kemana. Aku hanya memikirkan, semua akan aku jalani bersamanya, bersama embunku, tetesan akhir yang menentramkan jiwaku. Aku tak peduli seberapa bahayanya lubang jurang itu, tapi nantinya aku percaya akan ada titik temu dan terang untuk menjawab semua rahasia Tuhan ini. Cinta kadang membuat kita semakin jarang melihat cobaan apa yang akan kita hadapi nantinya, tapu cinta juga kadang merubah pola tengah pikir kita dan membuat kita seakan terarah oleh perasaan yang entah itu datangnya darimana, tapu itulah kamu, embunku, selamat datang kembali tetesan penyegarmu, semoga semerbak hangatnya pagiku menjadi pagiku yang akan kita nikmati bersama suatu hari nanti. Terima kasih telah bersamaku melewati hiruk pikuknya jurang kehidupan walaupun embunku dan embunmu berbeda tempat dan "akumemutuskanuntukbersamamu" ❤

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mem-bodoh-kan keinginan

KEPALA DUAKU

PERPIJAR